Loading...
Wednesday 27 June 2012

BAKTI SOSIAL VERSUS BERPESTA (DRAMA UBTUK 5 orang laki-laki)


NAMA PEMERAN  :

ALDI HERDIANSYAH                             (            ALDI            )
DADAN SOMANTRI HIDAYAT              (          DADAN          )
DENI KRISNA                                           (   PAK PEMBINA   )
RADEN GEMPI GRIYANSYAH                (          RADEN          )
THARIK NUR ANBIYANA                       (         THARIK         )


Image result for drama

Jam di dinding ruang osis telah menunjukkan pukul 13.00. terlihat Tharik, Aldi, Raden, dan Dadan. Mereka sedang serius membicarakan acara perpisahan sekolah antara berbakti sosial dan berpesta ria.
ThariQ : "Teman-teman. Saya tegaskan, siang ini juga kita harus menyepakati untuk menentu kan apakah kita akan melakukan bakti sosial atau akan berpesta…."
Aldi : " Tharik (sambil mengangkat kelima jarinya) walau bagaimanapun kita harus melakukan bakti sosial. Banyak saudara kita di sana yang membutuhkan uluran tangan kita. Ada fakir miskin, korban puting beliung, tertimpa gempa, hingga korban penggusuran. Kita harus memiliki kepekaan dan kepedulian sosial. Coba bayangkan seandainya kita yang tertimpa musibah?"
Raden : "Tidak setuju …. (Sambil berdiri dan tatapan mata tajam) Aldi, sekadar mengingatkan. Bukankah bakti sosial pernah kita laksanakan?"
Aldi : "Maksud kamu ?"
Raden : "Kita kan pernah mengumpulkan baju pantas pakai, buku, dan tetek bengek lainnya yang pernah kita sumbangkan. Kita kan lagi merayakan sebuah perayaan perpisahan. Jadi tidak ada salahnya kita senang-senang sebentar, sambil tiap kita mengaktualisasikan bakat seni masing-masing. Bukan begitu Saudara pimpinan rapat?"
ThariQ : (Hanya mengangguk)
Raden : "Maksud kamu ?"
ThariQ : "Bisa iya bisa tidak".
Raden : (Menggerutu) "Saudara mesti tegas dalam menentukan sikap dong!"
ThariQ : "Oke kedua usul itu kita tampung. "
Dadan : "Maaf. Saya sependapat dengan Aldi. Iya kita boleh-boleh aja berpesta. Tapi, apakah pantas kita rayakan di saat seperti ini."
Raden : "Kenapa tidak? Bukankah ini kita adakan sendiri di lingkungan kita. Tanpa publikasi besar-besaran kan."
Aldi : "Iya. Betul Dadan. Bukankah akan bermanfaat uang yang kita keluarkan untuk kita sumbangkan ke tempat bencana."
Raden : (Dengan nada tinggi) "Oke kita beramal, tapi bukankah kita juga butuh berpesta biar kita tidak ketinggalan zaman."
Dadan : "Eh Den, jangan pake emosi dong ! ."
Raden : "Aku tidak emosi kok. Aku hanya menandaskan."
ThariQ : "Sudah…sudah. Tenang, kita selesaikan ini dengan kepala dingin. Baiklah semua usulan kita tampung. Rapat ini saya tunda . Kita harus menghadirkan Bapak Pembina sebagai penengah."
Dadan : “saya setuju dengan keputusan  Tharik karena jika ada pembina maka keadaan tidak akan panas seperti ini.”
Raden : “tunggu dulu saya tidak setuju. Pembina kan sudah menyerahkan keputusan kepada kita, jadi kita tidak perlu menghadirkan pembina.”
Dadan : “Raden... pembina memang sudah menyerahkan keputusan kepada kita, tapi jika pembina tidak dihadirkan rapat ini akan berlangsung dengan emosi, dan jika pendapat salah seorang tidak dijadikan, maka dia akan marah.”
Raden : (berdiri)“Tapii”
ThariQ :(memotong perkataan raden)”Hey sudah kalian semua jangan bertengkar, saya sudah mengambil keputusan  pokoknya rapat ini harus pembina sebagai penengahnya titik, sekarang kita pulang, besok kita lanjutkan kembali dengan pembina sebagai penengah”
Keesoan harinya
Teng teng teng bel istirahat berbunyi Pak Pembina datang menemui tharik untuk meminta laporan hasil rapat kemarin
Pak Pembina : “Selamat pagi ThariQ, saya kesini mau meminta laporan hasil rapat kemarin bisa diserahkan sekarang  ?.“
ThariQ :”selamat pagi pak, maaf pak rapat kemarin saya tunda karena ada perbedaan antara aldi dan raden, meraka terbawa emosi jadi terpaksa saya tunda.”
Pak Pembina :”padahalkan acara itu akan berlangsung 3 hari lagi.”
ThariQ :”bagaimana kalau bapak hadir dalam rapat nanti sebagai penengah, pasti mereka mendengarkan perintah bapak !”
Pak Pembina : “baiklah pada waktu rapat nanti bapak akan menjadi penengah”
ThariQ: “kalau begitu saya akan beritahu yang lain”
Teng teng teng bel masuk berbunyi
ThariQ : “wah sudah bel, saya masuk ke kelas dulu ya pak.”
Pak pembina :”oh ya silahkan !”
Thari masuk kekelasnya dan Pak Pembina pergi karuang OSIS
Teng teng teng bel pulang sekolah berbunyi Tharik, Aldi,Raden,Dan Dadan pergi keruang osis untuk melanjutkan rapat yang kemarin tertunda. Yang ternyata pak pembina sudah hadir lebih dulu disana. Mereka pun bersalaman dengan pak pembina.
Pak Pembina :” Bapak tegaskan, siang ini juga kita harus menyepakati untuk menentukan acara apa yang akan dilakukan untuk mengisi acara perpisahan besok lusa. Bapak akan mengambil suara untuk menentukannya. Sekarang siapa yang memilih untuk berpesta ?.”
Raden langsung mengangkat tangannya
Raden : “Saya pak !!!”
Aldi dan Dadan serempak  :”Hhuuuuu...”
Pak Pembina :”Sudah jangan berisik, sekarang siapa yang memilih berbakti sosial ?.”
Aldi dan Dadan serempak sambil mengangkat tangan: “Saya pak !!!!”
Raden : “Hhuuu....”
Pak Pembina :”Sekarang penentuan tharik kamu pilih mana berpesta atau berbakti sosial ?.”
ThariQ : “Emh.., karena waktunya tinggal sedikit yang persiapannya paling cepat adalah berbakti sosial. Jadi saya memilih berbakti sosial saja, pak !.”
Pak pembina :”Jadi sekarang sudah diputuskan bahwa acara yang akan kita lakukan adalah berbakti sosial.”
Aldi dan Dadan serentak : “horee !!!!”
Raden : “Akh, seharusnya kita berpesta pak itu kan lebih seru dibanding berbakti sosial.”
Pak pembina : “Maaf Raden, Bapak sudah mengambil keputusan dan keputusan ini diperoleh dari pemungutan suara jadi kamu harus setuju.”
Raden : (dengan penuh kekecewaan)“Baiklah pak saya setuju saja!”
Dadan : “kalau akhirnya kamu setuju kenapa kamu tidak dari kemarin setuju untuk berbakti sosial .”
Raden : (dengan nada tinggi) “Diam kamu Dan, aku setuju karena ada pak pembina disini.”
Dadan : (dengan nada tinggi)“Jangan nyolot dong !, kamu mau cari masalah hah ! ”
Raden : (dengan nada tinggi) “Kamu tuh yang nyolot !.”
Aldi : “Wah, bener-bener mau cari masalah ni anak !. “
Pak pembina :”Hey sudah kalian sekarang salaman bapak tidak mau kalau kalian bermusuhan karena masalah sepele seperti ini !.”
Dadan, Aldi dan Raden pun bersalaman mereka kembali berbaikan, dan pada hari berbakti sosial mereka kompak satu sama lain saat acara berlangsung.




Tamat

1 comments:

  1. ini berguna sekali lho bagi kalian anak kelas 3 yang akan melakukan ujian praktek bahasa indonesia saya mengizinkan kalian dengan tidak mengganti nama pemerannya untuk menghargai saya sebagai pengarangnya ! saya mohon please !!!!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete

jangan comment spam

 
TOP